Penerapan Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan
Berdasarkan Dengan Kondisi di Indonesia
Makalah Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan
Disusun oleh:
Fajar Suryo Pristianto
21040111060066
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2011
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang
Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang ilmu sosial, ilmu ekonomi dan ilmu politik seperti pada kuliah Aspek Sosial dalam Perencanaan, Kependudukan, Pengantar Ekonomika Perencanaan, Ekonomika Wilayah dan Kota, Pembiayaan Pembangunan, dan Ekonomika Transportasi, Pengembangan Komunitas, serta Perencanaan dan Politik, dll.
Salah satu mata kuliah yang dipelajari yaitu Geologi Lingkungan. Geologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri.
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar pengetahuan geologi lingkungan, terutama pemahaman mengenai Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan yang menjelaskan hubungan antara konsep yang telah ada dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga dapat menjadi acuan bagi para perencana dalam merencanakan suatu kawasan agar aman dan tidak membahayakan penduduk.
BAB II
Kajian Teori
Tujuh konsep dasar terhadap pemahaman dan studi geologi lingkungan yakni :
1. Konsep Pertama
“The earth is essentially a closed system”
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air. Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.
2. Konsep Kedua
“The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.
3. Konsep Ketiga
“Todays physical processes are modifying our landscape and have operated troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of these processes are subject to natural and artificially induved change”
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai 'The present is the key to past'.
Proses-proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.
4. Konsep Keempat
“There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
a. Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca, krisis air, dll.
b. Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.
5. Konsep Kelima
“Land and water use planning must strive to obtain in balance between economic considerations and the less tangible variable such as aesthetics”
Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika
Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
a. Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
b. Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
c. Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6. Konsep Keenam
“The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow”
Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya
Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7. Konsep Ketujuh
“The fundamental component of every persons environment is the geologic factor, and understanding of this environment requires aboard based comprehension and appreciation of the earth siences and other related disciplines”
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :
a. Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.
b. Petrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
c. Sedimentologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan sedimen.
d. Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainya.
e. Hidrologi, adalah studi yang mempelajari tentang permukaan dan subpermukaan air.
f. Pedologi, adalah studi yang mempelajari tentang tanah.
g. Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.
BAB III
Pembahasan
1. “The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang merupakan satu satunya tempat tinggal makhluk hidup salah satunya yaitu manusia, memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
a. Sumber daya alam berdasarkan jenis :
— Sumber daya alam hayati / biotik, yaitu sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup.
contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain
— Sumber daya alam non hayati / abiotik, yaitu sumber daya alam yang berasal dari benda mati.
contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain
b. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :
— Sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable, yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan.
contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain
— Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable, ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.
contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
— Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited
contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
c. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya
— Sumber daya alam penghasil bahan baku, adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.
contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain
— Sumber daya alam penghasil energi, adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi.
misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrnewable resource) terutama di Indonesia terdapat dalam jumlah yang relative statis karena tidak ada penambahan atau pembentukannya sangat lambat bila dibandingkan dengan umur manusia. Pembentukannya memerlukan waktu ratusan tahun bahkan jutaan tahun. Manusia tidak dapat memanfaatkannya selama 2 -3 generasi.Sumber daya alam ini dapat habis, contoh : Bahan mineral, batu bara, gas alam dan sumber daya alam fosil lainnya.
Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, sumber daya alam ini dibedakan menjadi dua golongan berikut.
— Sumber daya alam yang tidak cepat habis. Tidak cepat habis karena nilai konsumtif terhadap barang itu relative kecil. Manusia hanya dapat memanfaatkannya dalam jumlah yang sedikit. Di samping itu, sumber daya alam ini dapat dipakai secara berulang-ulang hingga tidak cepat habis, contoh : intan, batu permata, serta logam mulia (emas)
— Sumber daya alam yang cepat habis. Cepat habis karena nilai konsumtif akan barang relatif tinggi. Manusia menggunakan dalam jumlah yang banyak, sehingga sumber daya ala mini akan cepat habis. Di samping itu daur ulangnya sukar dilakukan, contoh : bensin, gas alam, dan bahan baker lainnya.
Sumber daya alam yang terbatas itu tersebar di seluruh wilayah Indonesia, namun kekayaan alam yang dimiliki masing masing wilayah juga berbeda. Oleh sebab itu terjadi kerja sama yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk menyebarkan atau meratakan persebaran akan kebutuhan sumber daya alam yang terbatas itu agar dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Contohnya PT Pertamina yang dapat mengelola minyak dan gas di Indonesia, sehingga dapat digunakan dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia sendiri. Sumber daya alam tersebut harus dapat dimanfaatkan dan dikelola semaksimal mungkin, apabila dimanfaatkan secara sembrono akibatnya dapat merusak lingkungan tempat sumber daya alam tersebut. Karena itu, jangan lupa bahwa alam memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembalikannya, tergantung pada manusia untuk melestarikan alam dan lingkungannya. Contoh kedua yaitu Provinsi Riau, Riau sanggup menghasilkan 359.777 barrel minyak mentah dan 6.050 barrel kondensat per harinya. artinya total produksi per hari mencapai 365.827 barrel. ada 6 block yang berada di riau, yaitu rokan, mountain front kuantan, siak block, selat panjang, coastal plains&pekanbaru, dan malacca strait. kesemuanya dioperasikan oleh chevron, petroselat, pertamina, bumi siak pusako, sarana pembangunan riau, dan kondur petroleum. selain memiliki hasil alam minyak bumi, riau juga memiliki gas bumi. riau memiliki giant field (ladang minyak yang berukuran sangat besar) yang bernama block rokan. block ini sendiri berada di duri. salah satu daerah yang dioperasikan oleh chevron adalah minas, minyak minas adalah minyak yang berkualitas paling baik di indonesia raya kita ini. karena minyak minas menghasilkan minyak yang memiliki viskositas sangat baik untuk ukuran hidrokarbon, atau dengan bahasa umumnya minyak minas sangatlah kental. tetapi dengan viskositas yang tinggi malah membuat susah proses produksi minyak. dengan kata lain, membuat minyak ini sangat sulit diangkat dari reservoirnya ke permukaan. oleh karena itu sejak tahun 1985 chevron mengimplementasikan teknologi pertama di dunia yaitu Duri Steam Flood, dengan maksud menginjeksikan uap sangat panas ke dalam lubang bor. agar minyak menjadi lebih encer dan mudah diangkat ke permukaan. tetapi minyak minas akan kembali menjadi kental kembali di permukaannya karena pengaruh perbedaan temperatur dan tekanan. dengan pekerjaan yang sangat banyak yang dilakukan perusahaan, tentunya akan mengeluarkan cost yang lebih besar dibanding sumur di ladang lain yang biasa saja. tetapi semuanya tertutupi karena minyak minas berharga sangat mahal di pasaran. DSF menjadi pelopor bagi perusahaan minyak lain di dunia ini untuk melakukan EOR (enhanced oil recovery), atau dengan kata lain proses EOR adalah untuk tetap mempertahankan produksi dari sumur tersebut. teknologi DSF sendiri diterapkan pertama kali di duri, dan kemudian berlanjut keseluruh ladang minyak yang dipunya chevron di minas. pada bulan november 2006, ladang minyak duri (DSF) telah mencapai produksi 2 milyar barrel sejak pertama kali dioperasikan tahun 1958. riau sendiri dengan block rokannya saja mampu menghasilkan 340.206 barrel per hari, lebih dari sepertiga total produksi harian di indonesia.
2. “There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban manusia. Ditinjau dari segi geologi, Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Secara geologi, wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan.
Penunjaman (subduction) Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara dengan Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng.
Di samping itu jalur gempa bumi juga terjadi sejajar dengan jalur penunjaman, maupun pada jalur patahan regional seperti Patahan Sumatera. Dengan kondisi geologi yang demikian, ancaman bencana di wilayah Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu. Apalagi ditambah dengan kerusakan lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali. Frekuensi kejadian bencana dan tingkat kerusakan maupun korban jiwa semakin meningkat di Indonesia. (Gema BNPB, 2011). Diskripsi karakteristik dari sejumlah bencana yang sering terjadi di Indonesia dan upaya-upaya dan pengurangan dampaknya, ditampilkan dalam halaman berikut. Bencana tersebut adalah sebagai berikut :
— Erupsi Gunung Berapi
— Banjir
— Tsunami
— Gempa Bumi
— Tanah Longsor
4.408 kali bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir, demikian berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama kurun waktu 5 tahun saja yaitu dari tahun 2004-2009, Indonesia telah dilanda bencana alam sebanyak 4.408 kali.
Jumlah kejadian bencana alam yang melanda Indonesia dalam kurun lima tahun terakhir, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. Banjir, bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Bencana alam yang terjadi sebagian diakibatkan oleh faktor alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, dan tsunami. Sebagian lagi merupakan bencana yang dipicu oleh kerusakan alam yang diakibatkan manusia seperti banjir dan tanah longsor. 4.408 bencana alam yang terjadi di Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir (2004-2009) itu terdiri antara lain:
— Gempa bumi sebanyak 71 peristiwa
— Gempa bumi yang mengakibatkan tsunami sebanyak 2 peristiwa
— Letusan gunung berapi sebanyak 24 peristiwa
— Tanah longsor sebanyak 469 peristiwa
— Banjir sebanyak 1.916 peristiwa
— Banjir disertai tanah longsor sebanyak 158 peristiwa
— Kekeringan sebanyak 1.083 peristiwa
— Angin topan sebanyak 580 peristiwa
— Gelombang pasang sebanyak 105 peristiwa
Penanganan Bencana. Anehnya, meskipun ribuan bencana alam terjadi di Indonesia, negara ini selalu kedodoran dalam penanganan bencana. Seakan bencana yang terjadi berulang kali itu tidak pernah memberikan pelajaran dan pengalaman. Apalagi jika kita membicarakan tentang kegiatan pencegahan bencana, antisipasi (kesiapsiagaan) bencana, sistem peringatan diri, maupun rehabilitasi dan rekontruksi bencana. Kesemuanya sering kali berjalan kurang maksimal.
Padahal Indonesia memiliki Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Namun Undang-undang yang disyahkan pada 26 April 2007 ini lebih mirip sebagai sebuah formalitas belaka. Pun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibentuk menggantikan Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana. Resiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun wantu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
Upaya penanggulangan bencana alam di Indonesia secara koordinatif telah digariskan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1979 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam (BAKORNAS PBA), atau yang biasa dikenal dengan nama BAKORNAS saja. BAKORNAS ini adalah suatu lembaga koordinasi yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan semua kegiatan penanggulangan bencana alam.
Realisasinya, di masing-masing propinsi terdapat Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (SATKORLAK PBA) yang komposisi perangkat operasionalnya melibatkan hampir setiap instansi. BAKORNAS di tingkat pusat harus melakukan koordinasi dengan SATKORLAK di tingkat daerah untuk mengkoordinir dan memadukan kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana alam yang secara fungsional dilakukan oleh sektor masing-masing tanpa mengurangi wewenang dan tanggung jawabnya.
Upaya penanggulangan bencana alam ini telah berkembang di mana kita tidak hanya mengutamakan atau menunggu terjadinya bencana untuk siap memberikan pertolongan penyelamatan dan bantuan kepada para korban saja, tetapi terutama kita harus mampu mencegah terjadinya bencana, atau setidaknya mengurangi penderitaan dan kerusakan yang mungkin terjadi. Dalam hal ini, kesiagaan yang mengarah kepada peningkatan kemampuan dan keterampilan para petugas atau aparat penanggulangan bencana alam bersama-sama dengan masyarakat akan lebih dimantapkan. Begitu pula secara teknis tenaga-tenaga terampil akan lebih siap sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas fungsionalnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah :
— Ada tujuh konsep dasar geologi lingkungan, yaitu :
1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.
7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
— Ada beberapa konsep yang sesuai dengan keadaan geologi di Indonesia, diantaranya adalah konsep kedua yang berisi “Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas” dan konsep ke empat yang berisi berisi ” Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia”.
— Sumber daya alam jika tidak sesegera mungkin diperbaharui akan cepat habis, sementara kita membutuhkannya dalam jumlah yang relatif banyak.
Saran
Saran dari penulis terhadap pembahasan materi diatas antara lain:
— Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, namun kita masih belum bisa memanfaatkan dan mengelolanya sebaik mungkin sehingga hasil yang didapatkan belum maksimal.
— Seharusnya setiap orang mampu memahami bagaimana cara mengoptimalkan pemanfaatan dan penggunaannya karena keterbatasan persediaan yang ada dan sulitnnya untuk memperbaharui sumber daya alam tersebut (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui).
— Indonesia yang merupakan daerah rawan bencana ini masih memiliki banyak kekurangan dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan evakuasi korban bencana alam. Oleh karena itu penambahan teknologi yang maju dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam mengurangi dampak dari bencana alam tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Keller, A. E. 1982. Environmental Geology. Charles E. Merrill. Publishing Company